Paris with Mr. Paul

Apa kabar semuanya? Kali ini gue pengen posting pengalaman menarik dalam hidup gue. Gue bisa ngobrol langsung sama bule prancis. Hahaha

Source: Google

Jadi awalanya gue itu ikut sebuah kursus di BBC English training specialist. Belum terlalu lama gue masuk di tempat kursus itu sekitar 3 bulan. Jadi ceritanya kenapa gue bisa ketemu bule dari prancis, itu karena BBC ngadain acara Ramadhan with Mr. Paul memang kebetulan acaranya waktu bulan agustus, pas sama bulan ramadhan. 

Mr. Paul ini orang Prancis yang lancar berbahasa inggris. Kenapa gue bisa ngomong kayak gitu? Karana menurut informasi yang gue tau dari salah satu film, orang prancis sangat menghargai bahasa nasionalnya. Makanya kalo kita ngomong bahasa inggris ke orang prancis, kebanyakan mereka ga ngerti. Lanjut ke Mr. Paul, beliau berumur lebih kurang 50 tahun, mempunyai seorang istri tulen keturunan Indonesia, dan seorang anak berumur belasan tahun. Mereka sedang melakukan perjalanan ke Jakarta selama 7 bulan untuk memenuhi acara yang dibuat BBC.  

Kesan pertama ketika gue ketemu Mr. Paul itu, lucu. Ketika ngomong bahasa inggris, logat prancisnya masih sangat kental, jadi pendengaran gue juga agak sedikit kabur. Selama acara berlangsung beliau banyak menceritakan tentang negaranya. Dia menceritakan tentang menara Eiffel, menara yang dirancang oleh seorang arsitek prancis bernama  Gustave Eiffel , di bangun di champ de mars di tepi sungai seine. Menara yang dibangun pada tahun 1889 ini memiliki ketinggian 325m (1.063 kaki) sama dengan bangunan konvesional bertingkat 81.  Lalu beliau juga menjelaskan tentang Arc de triomphe de l'Étoile tau bahasa indonesianya Menara Kemenangan.  Monument ini berdiri di tengah area Place de l'Étoile, di ujung barat wilayah Champs-Élysées. Bangunan ini dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya.  Kata beliau 90% bangunan di perancis terbuat dari batu, dan hebatnya lagi tinggi setiap bangunan rata-rata sama. 

Mr. Paul bilang di perancis sangat bersih, ga seperti di Indonesia terlalu banyak polusi. Jalan jalan disana juga tertata dengan rapi makanya disana jarang ada kemacetan malah hampir ga ada. Di perancis ada 4 musim seperti yang kita tau, yaitu musim semi, panas, dingin, gugur. Mr. Paul sangat menyukai musim panas dan semi, menurut beliau cuacanya sangat cerah membuat semangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Beliau juga sangat membenci musim dingin. Ketika Mr. Paul menampilkan gambar snow in paris rasanya keren banget kalo bisa main di antara salju. Tapi pikiran gue dan beliau beda banget, alasan dia membenci musim dingin, ya karena cuacanya sangat dingin bisa sampai -15 degree Celsius.  Langit di paris juga mendung selama 2 minggu tanpa matahari, beliau bilang masyarakat sana juga nggak bisa ngapa-ngapain selain didalam rumah, pergi kekantor, atau pergi kesekolah. Oh iya sekedar informasi musim seni di paris sangat indah dan romantis loh…

Nah yang mengherankan adalah beliau sangat menyukai pohon pisang dan pohon kelapa.  Beliau bilang waktu dia pertama kali datang ke Indonesia, beliau langsung jatuh cinta sama pohon pisang, karena katanya di paris dia ga pernah liat pohon pisang makanya dia heran dan baru tau kalo buah yang pernah dia makan yang namanya pisang pohonnya seperti itu. Aneh-aneh aja. Mungkin sama takjubnya ketika kita melihat menara eiffle. 

Oh iya belau juga sempet cerita kalo paris itu gudangnya wine (minuman anggur), kalo pernah denger ada minuman anggur namanya champagne ternyata itu berasal dari desa champagne dan di produksi di desa itu pula.

Itulah pengalaman gue ketemu Mr. Paul, bener bener menambah pengetahuan gue tantang Paris. Di bawah ini gue bakalan ngasih liat foto-foto monument, menara pemandangan kota di perancis.

Autumn in Paris

Foto setelah selesai acara with Mr. Paul

Lukisan menara Eiffle

Monumen kemenangan, bagus yah kalo dilihat dari atas

Musim semi di Paris, bener bener romantis kalo ada disini

View di champagne village

Eiffle Tower

Arc de triomphe de l'Étoile