Our Little Trip at Tokyo & Dotonbori!

Konnichiwa!
I wrote this while listening 太陽に Love Motion & Funky Time song from Hey! Say ! Jump.


Setelah share perjalanan hari pertama di Jepang di postingan sebelumnya, kali ini aku mau share jalan-jalan singkat kami di hari kedua selama di Tokyo. Saat itu kami hanya punya waktu sampai tengah hari karena hari itu juga harus bertolak ke Osaka.

Rabu, 28 Maret 2018
Alarm sudah kami stel di jam setengah 5 subuh, tapi karena terlalu lelah kami bablas ketiduran sampai jam setengah 7. HAHAHA, segera bergegaslah kami solat subuh kesiangan saat itu. Aku bahkan tidak terlalu ingat apa saja yang kita lakukan setelah bangun, semua terjadi dengan cepat dan ricuh. Jadwal kami harusnya sudah checkout penginapan di jam 7 dan langsung menuju ke stasiun Shinagawa untuk titip koper disana. Tapi jam 8 kami baru jalan menuju stasiun Shin-Okubo.


Seperti biasa pagi hari adalah jam sibuk Tokyo, kami kembali bergelut dengan para karyawan yang terburu buru di stasiun sesampainya kami di Shinagawa. Untungnya loker coin untuk titip koper jaraknya tidak terlalu jauh dari peron tempat kami turun, dan loker juga terlihat masih banyak yang kosong.

Karena takut ketauan norak, kami sudah belajar cara menggunakan loker coin lewat youtube saat kami masih di Indonesia (lol). (Terimakasih para vlogger!). Parahnya kami baru sadar kami tidak punya uang receh untuk membayar loker sebesar 600 Yen, uang yang kami bawa masih bulet 10.000 Yen, jadinya kami terpaksa jajan onigiri untuk mendapatkan recehan.
Cara pakai loker mudah banget, karena di layar ada untuk bahasa inggris jadi kalian ikutin aja instruski yang ada di layar setelah kalian masukin koper kalian ke loker. Setelah bayar nanti kalian dapat kertas nota. Jangan sampai hilang, karena di kertas itu ada kode untuk membuka loker kita nantinya.
Pilih menu English

Pilih pembayaran Cash (kalau pakai Suica card tinggal pilih sebelahnya)

Siapkan nominal sebesar 600 Yen

Masukkan uang di tempat yang tersedia (kalo Suica tinggal tap)

Tunggu dapat nota berserta Pin

Yass Dapat!
pin angka 6 digit itu untuk kita membuka loker kita nantinya

Selesai dengan urusan koper, kami kembali ke peron yamanote line untuk menuju ke Ueno Park. Sampai di Ueno Station kami keluar di pintu Park Exit, dari situ kami tinggal nyebrang dan ikuti petunjuk / peta yang tersedia di seberang persis stasiun Ueno.

Ueno Station
Peta Ueno Park
Merinding! Masya Allah... Indah sekali Ueno park dengan bunga sakura (full bloom) yang berjejer di kanan kiri jalan taman. Kami speechless, karena selama ini kami hanya bisa melihatnya di Wallpaper laptop, atau dorama & anime. Rasanya sudah lengkap hari kami kala itu, oh hanya satu yang kurang ternyata. Pasangan hidup (slap).




Puas terpana dengan keindahan Ueno Park, kami langsung bertolak ke Akihabara.  Tujuan kami ke Akihabara bukan untuk belanja elektronik tapi cuma mau foto di depan AKB48 Shop & Cafe yang letaknya ga jauh dari pintu keluar stasiun (lol). Sebetulnya kami bukan penggemar AKB48 (apa ya sebutannya wota ya?) kami cukup mengenal lagu-lagu mereka, kalau karaoke (dulu) lagu AKB pasti ada dalam playlist kami.


Gundam cafe, karena letaknya tetanggaan sama AKB cafe jadi kami sekalian narsis disana. Sebetulnya kami sudah punya rencana untuk datang ke Odaiba buat liat langung patung gundam yang terkenal itu, tapi sayang jadwal kami meleset jauh dari perkiraan di hari ke lima.


Lets Go Shopping! Yap setelah narsis sebentar di Akihabara kami langsung jalan ke Shibuya. Karena kodratnya wanita yang tak lepas dari kebiasaan belanja, jadilah kami hedon di Shibuya. wkwkw bukan hedon sih, ini sih belanja yang sudah direncanakan dari Indonesia, belanja yang sudah terbudget dari awal.
Shibuya Cross

Tsutaya building

Shibuya
Di Shibuya aku menemani ka Pur dan Lia yang pengen banget punya sepatu Onitsuka Tiger dan jam Swacth. "lah terus kamu belanja apaan?" (ngayal ada yang nanya) Aku sih beli kalender terbaru Jump di Tower Records (slap) (baca: Berburu Kalender Hey! Say! Jump). Untungnya jarak toko Swacth, Onitsuka Tiger dan Tower Records berdekatan jadi kami tidak terlalu membuang waktu perjalanan.


Oh iya Ka pur juga sempat foto di Hachiko Statue, aku sih ga ikut foto wkwkw kalo Hachiko itu kucing aku mau deh.
Ka pur foto di Hachiko
Menurut itinerary yang sudah dibuat dengan detail selama 5 bulan, jadwal kami setelah di Shibuya adalah Harajuku (So sad, i had lost my chance to go to Johnny's Shop). Tetapi karena kita sudah terlalu siang maka kami putuskan untuk langsung kembali ke Shinagawa dan bertolak ke Osaka.

Tiket Shinkansen
Alhamdulillah kami bisa merasakan naik Shinkansen. Jarak tempuh dari Shinagawa ke Shin-Osaka kurang lebih 3 jam pakai Hikari, kalau pakai Nozomi cuma 2 jam lebih. Kalo di bandingin tuh kayak jarak Jakarta ke Jogja, kalo naik Argo Lawu nyampenya 8 jam (lol). Untungnya shinkansen ini keretanya ga se-gragas di Tokyo, ngerem cukup halus. Kalau kereta lokal Tokyo (Yamanote line) udah nge-gasnya langsung, ngeremnya tiba-tiba, bikin tangan kecetit nahan badan supaya ga ke banting.


Usai sampai di Shin Osaka kami harus dua kali transit lagi sebelum berhenti di stasiun JR-Namba,, rutenya Shin Osaka St. - Osaka St. - Imamiya St. - JR Namba St. Saat kami sampai di Imamiya, kami dihadapakan lagi dengan cerita yang sama saat kami sampai di Shin Okubo, bopong buntelan. Tapi kali ini bukan kesalahan stasiunnya, tapi karena kami ga tau kalo ternyata ada eskalator di stasiun itu. Itupun kami taunya ketika kami ingin kembali ke Tokyo di hari ke lima.

Jarak untuk ke penginapan kedua kami pun cukup dekat hanya membutuhkan waktu 3-5 menit dari stasiun JR Namba. Saat keluar stasiun udara Osaka cukup membuat kami menggigil, agak berbeda saat kami di Tokyo, jalanan trotoar yang kami lewati lebar tapi sedikit pejalan kaki, kami lebih sering menemukan orang yang naik sepeda.

Penginapan kedua kami adalah kamar asrama wanita, jadi dalam satu kamar kami berbagi dengan 7 orang. Ranjangnya tingkat dan di buat privasi dengan skat penutup, di kamar itu ada 2 wastafel, 1 bathroom, 2 toilet. Seluruh area bersih, itu yang membuat kami nyaman, cuma sayangnya kami ga bisa ngobrol terlalu kencang, takut mengganggu tamu lainnya.

Ada cerita ga penting dan norak saat aku mencoba toilet karena toiletnya berbeda dengan penginapan kami yang di Tokyo. Saat aku duduk, toiletnya terasa hangat (lol) rasanya aku bisa duduk disana berjam-jam sampai ketiduran.

Kami Istirahat selama 30 menit dipenginapan dan setelah itu jalan ke Dotonbori, mau foto di icon famousnya "Glico man" (maklumin aja ya perjalanan kita emang kebanyakan foto di tempat mainstream para turis). Dari penginapan kami berjalan kaki selama 15menit dengan mengandalkan google maps.




Well karena sudah terlalu larut kami ke sana dan jam sudah menunjukan pukul 10 malam saat itu (jam 10 bagi kami udah malem banget, kalo di Indo emak kami udah neror nyuruh pulang ke rumah), dan herannya semakin malam dotonbori malah semakin ramai. Kami memutuskan untuk kembali ke penginapan menyiapan energi untuk hari esok, karena kami akan bertualang di Universal Studio Japan! Tunggu di post selanjutnya ya.

Ja Mata nee~




1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.