Hari Pertama di Jepang!
Holaaa!
I wrote this while listening 'Eternal' & 'White Love' song from Hey! Say! Jump
Akhirnya bisa posting perjalanan di hari pertama kami di Jepang. Sejujurnya nulis ini lagi ngantuk ngantuknya, tapi demi memberikan sepenggal cerita dan pengalaman buat siapapun yang pengen kesana, so aku tahan kantuk ku. haha
Selasa, 27 Maret 2018
Sekitar jam 3 subuh kami bangun dan bergegas untuk berangkat ke Bandara. Pesawat kami take off jam 6 pagi, jadi selama kurang lebih 2 jam kami menunggu disana setelah checkin dan berurusan dengan pihak imigrasi. Sambil mencurahkan perasaan, "seperti mimpi akhirnya impian kita tercapai" begitu kata Ka Pur, atau "akhirnya nanti kita bisa ketemu Keito (HSJ)!"(angan semu seorang fangirl)
Setelah berada di pesawat, aku (yang baru pertama kali merasakan naik pesawat) setelah selesai memasukan tas ransel ke bagasi kabin langsung sibuk menekan kursor layar di depanku, mencari film apa yang menarik norak!. Karena ga ada yang menarik buat di tonton, kembali aku tekan tombol audio, dan secuil hatiku penasaran apakah diplaylist ada lagu HSJ (haha) ternyataaaa... ga ada! (lol) kalian tidak sefamous itu ya, yang aku temuin cuma satu lagu terbaru dari Senpainya HSJ, Arashi.
Setelah beberapa waktu melayang di langit (ga bisa liat awannya, karena dapet seat di tengah. Padahal mau norak) akhirnya breakfast kami datang. Tampilannya menarik buat di foto, rasanya lumayan (alhamdulillah bisa ketelen) aku & lia memilih menu chiken teriyaki, sedangkan ke pur, memilih menu seafood.
Perut sudah kenyang, tapi mata belum ngantuk. Akhirnya aku terpaksa menonton Rapunzel The Tangled untuk yang kesekian kalinya. (dan yas! aku sukses ketiduran ditengah film).
Kami sampai di Narita Airport Terminal 2 sekitar jam 4 ya kalo gasalah, niatnya sih pengen foto foto gitu di bandara. Tapi karena kita baru pertama kali kemari dan masih bingung kemana arah untuk ke bagian imigrasi dan lainnya, akhirnya kita tunda foto foto kita.
Setelah usai dengan urusan imigrasi dan custom, foto-foto masih tertunda juga (lol) karena kita harus nyari tempat penukaran Tiket JR Pass yang udah kita beli di Indo. Kami sempat kebingungan karena memang ga ada petunjuk dimana kantor JR Officenya, ada petugas bandara yang jaga menegur kami pakai bahasa inggris, dia langsung tau kami dari Indonesia, berbincang singkat dan kami tanya di mana kantor JR. Awalnya si bapak ini bingung ngomongnya pake bhs inggris, alhasil dia ngomong pake bhs jepang jadilah kami yang makin bingung saat itu. Karena tidak terlalu tertolong oleh bapak ini kami mengucapkan terimakasih dan langsung jalan menuju arah-yang entah kemana. (Kami sampai harus bolak balik 2 kali ketempat bapak petugas tadi) Akhirnya si bapak itu kembali berjalan ke arah kami dan dia sangat berusaha menunjukan arah pake bhs Inggris. Dia bilang turun ke bawah dan belok ke kiri, (sip) kami sangat berterimakasih dan agak menunduk saat akan meninggalkan beliau.
Di kantor JR antrian agak panjang tapi berjalan dengan cepat, dan kami berhasil mendapatkan JR Pass 7 hari kami! (YEY! eh belom ngejelasin cara tukernya ya).
Cara tukar JR Pass yang sudah di pesan dari Indo Itu gampang banget, pas ada petugas yang megang formulir JR kita minta aja, Isi datanya sesuai passport kita dan dimana kita akan tinggal kalau sudah, tinggal antri untuk menuju ke loket sambil unjukin passport dan bukti bayar JR Pass kita.
Naah, dari Narita ke pusat Tokyo itu cukup jauh, makanya kita perlu naik yang namanya Narita Express (NEX) tiket NEX bisa kita reserve sekalian pas kita tukerin JR Pass kita. Alhamdulillah-nya pegawai JR Office bisa bhs inggris, jadi dia menyarankan kita naik NEX di jam yang tepat. Sebetulnya kita bisa aja naik pakai kereta lokal, tapi pastinya bakalan lama sampainya (sekitar 2 jam), sedangkan NEX hanya membutuhkan 1 jam perjalanan.
Gate menuju Stasiun Terminal 2 bersebrangan dengan JR Office jadi kami tinggal jalan lurus aja dari JR Office menuju Track yang sudah terjadwal dengan NEX yang akan kami naiki.
Kami sempat transit di stasiun Shinagawa untuk ganti kereta lokal (Yamanote Line) menuju stasiun Shin-Okubo. Karena saat itu kami sampai di jam pulang kerja, jadilah kami berlomba-lomba jalan cepat menuju track kereta lokal. Sebenernya kami pengennya jalan santai karena bawaan udah berat dan banyak ditambah lagi semua orang jalannya terburu-buru malah ada yang sampe lari buat ngejar keretanya alhasil kami juga secara ga sadar terbawa ritme mereka.
Sampai di track Yamanote Line barisan panjang mulai terihat dimana-mana, haha salut sekali mereka berbaris di kanan dan kiri sisi pintu kereta terbuka agar saat kereta datang yang akan keluar di dahulukan dan ga jadi kemacetan. Pas pertama kali liat barisan panjang di stasiun aku agak jiper ngebayangin kita bakal jadi pepes di dalem kereta. Tapi alhamdulillah ga sampe jadi pepes, cuma ayam penyet (lol), bohong deng saat itu kereta ga terlalu penuh karena yang ga kebagian masuk, kereta selanjutnya langsung datang hanya jeda 1-2 menit.
Note: jalur Yamanote line adalah jalur sibuknya Tokyo jadi pihak manajemen sana pasti udah antisipasi. Di dalem kereta kita juga ga bakal takut kelewatan stasiun, apalagi turis macem kek kita yang ga tau apa-apa. Karena diatas pintu masuk kereta ada layar yang menunjukan peta pemberhentian stasiun selanjutnya. Jadi aman ga takut kesasar.
Sampai di Shin-Okubo apesnya stasiun itu belum ada eskalator atau lift, jadilah kita bopong bopong koper 15 kg. Saat itu aku ngayal ada porter yang berinisiatif menawarkan jasa angkut barang (hiks tapi ini bukan Gambir). Untungnya kami mantan wanita strong, otot-otot kami sudah terlatih mengangkat beban berat, terlebih beban kehidupan dan perasaan (slap).
Jarak penginapan kami dari stasiun cukup dekat hanya 350 meter. Sesampainya di penginapan kami di suguhkan dengan tangga (lagi!) yap penginapan kami berada di lantai 2 tanpa lift, dan sekali lagi kami harus berjuang menaikan buntelan 15 kg kami.
Salah satu hal yang kami hindari ketika sampai di penginapan adalah 'KASUR'. Kalo udah menyentuh kasur, benda itu seketika memberikan grativasi yang sangat berat. Kami hanya punya jatah istiharat 15 menit sebelum segera bergegas menuju landmark yang tak boleh ketinggalan kalau sudah di Tokyo, yap! Tokyo Tower!
Perjalanan ke Tokyo Tower sekitar 30 menit sudah di hitung jalan kaki dari stasiun perberhentian Hamamatsucho. Dari pintu keluar stasiun, puncak Tokyo Tower sudah terlihat dikejauhan, membuat kami berdebar-debar. Sepanjang perjalanan kesana kami tidak berhenti mengabadikan setiap moment dan tak lupa berucap syukur Alhamdulillah karena sampai saat itu Allah terus memudahkan langkah kami.
Yapp.. segitu kira kira perjalanan kami selama seperapat hari di Jepang (lol). Insya Allah hari kedua menyusul.
Ja mata nee~
I wrote this while listening 'Eternal' & 'White Love' song from Hey! Say! Jump
Akhirnya bisa posting perjalanan di hari pertama kami di Jepang. Sejujurnya nulis ini lagi ngantuk ngantuknya, tapi demi memberikan sepenggal cerita dan pengalaman buat siapapun yang pengen kesana, so aku tahan kantuk ku. haha
Selasa, 27 Maret 2018
Sekitar jam 3 subuh kami bangun dan bergegas untuk berangkat ke Bandara. Pesawat kami take off jam 6 pagi, jadi selama kurang lebih 2 jam kami menunggu disana setelah checkin dan berurusan dengan pihak imigrasi. Sambil mencurahkan perasaan, "seperti mimpi akhirnya impian kita tercapai" begitu kata Ka Pur, atau "akhirnya nanti kita bisa ketemu Keito (HSJ)!"
![]() |
yang penasaran siapa Keito |
Setelah beberapa waktu melayang di langit (ga bisa liat awannya, karena dapet seat di tengah. Padahal mau norak) akhirnya breakfast kami datang. Tampilannya menarik buat di foto, rasanya lumayan (alhamdulillah bisa ketelen) aku & lia memilih menu chiken teriyaki, sedangkan ke pur, memilih menu seafood.
Perut sudah kenyang, tapi mata belum ngantuk. Akhirnya aku terpaksa menonton Rapunzel The Tangled untuk yang kesekian kalinya. (dan yas! aku sukses ketiduran ditengah film).
Kami sampai di Narita Airport Terminal 2 sekitar jam 4 ya kalo gasalah, niatnya sih pengen foto foto gitu di bandara. Tapi karena kita baru pertama kali kemari dan masih bingung kemana arah untuk ke bagian imigrasi dan lainnya, akhirnya kita tunda foto foto kita.
Setelah usai dengan urusan imigrasi dan custom, foto-foto masih tertunda juga (lol) karena kita harus nyari tempat penukaran Tiket JR Pass yang udah kita beli di Indo. Kami sempat kebingungan karena memang ga ada petunjuk dimana kantor JR Officenya, ada petugas bandara yang jaga menegur kami pakai bahasa inggris, dia langsung tau kami dari Indonesia, berbincang singkat dan kami tanya di mana kantor JR. Awalnya si bapak ini bingung ngomongnya pake bhs inggris, alhasil dia ngomong pake bhs jepang jadilah kami yang makin bingung saat itu. Karena tidak terlalu tertolong oleh bapak ini kami mengucapkan terimakasih dan langsung jalan menuju arah-yang entah kemana. (Kami sampai harus bolak balik 2 kali ketempat bapak petugas tadi) Akhirnya si bapak itu kembali berjalan ke arah kami dan dia sangat berusaha menunjukan arah pake bhs Inggris. Dia bilang turun ke bawah dan belok ke kiri, (sip) kami sangat berterimakasih dan agak menunduk saat akan meninggalkan beliau.
Di kantor JR antrian agak panjang tapi berjalan dengan cepat, dan kami berhasil mendapatkan JR Pass 7 hari kami! (YEY! eh belom ngejelasin cara tukernya ya).
Cara tukar JR Pass yang sudah di pesan dari Indo Itu gampang banget, pas ada petugas yang megang formulir JR kita minta aja, Isi datanya sesuai passport kita dan dimana kita akan tinggal kalau sudah, tinggal antri untuk menuju ke loket sambil unjukin passport dan bukti bayar JR Pass kita.
![]() |
di JR Office |
![]() |
ini JR Pass yang sudah ditukarkan. yang di atas itu tiket NEX |
Naah, dari Narita ke pusat Tokyo itu cukup jauh, makanya kita perlu naik yang namanya Narita Express (NEX) tiket NEX bisa kita reserve sekalian pas kita tukerin JR Pass kita. Alhamdulillah-nya pegawai JR Office bisa bhs inggris, jadi dia menyarankan kita naik NEX di jam yang tepat. Sebetulnya kita bisa aja naik pakai kereta lokal, tapi pastinya bakalan lama sampainya (sekitar 2 jam), sedangkan NEX hanya membutuhkan 1 jam perjalanan.
Gate menuju Stasiun Terminal 2 bersebrangan dengan JR Office jadi kami tinggal jalan lurus aja dari JR Office menuju Track yang sudah terjadwal dengan NEX yang akan kami naiki.
![]() |
Stasiun Terminal 2 Narita |
Sampai di track Yamanote Line barisan panjang mulai terihat dimana-mana, haha salut sekali mereka berbaris di kanan dan kiri sisi pintu kereta terbuka agar saat kereta datang yang akan keluar di dahulukan dan ga jadi kemacetan. Pas pertama kali liat barisan panjang di stasiun aku agak jiper ngebayangin kita bakal jadi pepes di dalem kereta. Tapi alhamdulillah ga sampe jadi pepes, cuma ayam penyet (lol), bohong deng saat itu kereta ga terlalu penuh karena yang ga kebagian masuk, kereta selanjutnya langsung datang hanya jeda 1-2 menit.
![]() |
Ka pur dapet duduk padahal 2 stasiun lagi :') |
![]() |
pic source: google |
Jarak penginapan kami dari stasiun cukup dekat hanya 350 meter. Sesampainya di penginapan kami di suguhkan dengan tangga (lagi!) yap penginapan kami berada di lantai 2 tanpa lift, dan sekali lagi kami harus berjuang menaikan buntelan 15 kg kami.
Salah satu hal yang kami hindari ketika sampai di penginapan adalah 'KASUR'. Kalo udah menyentuh kasur, benda itu seketika memberikan grativasi yang sangat berat. Kami hanya punya jatah istiharat 15 menit sebelum segera bergegas menuju landmark yang tak boleh ketinggalan kalau sudah di Tokyo, yap! Tokyo Tower!
Perjalanan ke Tokyo Tower sekitar 30 menit sudah di hitung jalan kaki dari stasiun perberhentian Hamamatsucho. Dari pintu keluar stasiun, puncak Tokyo Tower sudah terlihat dikejauhan, membuat kami berdebar-debar. Sepanjang perjalanan kesana kami tidak berhenti mengabadikan setiap moment dan tak lupa berucap syukur Alhamdulillah karena sampai saat itu Allah terus memudahkan langkah kami.
penampakan dari pintu keluar Hamamatsucho Station |
Tokyo Tower I'm In Love |
ada yang ikut nimbrung pas mau foto haha |
Yapp.. segitu kira kira perjalanan kami selama seperapat hari di Jepang (lol). Insya Allah hari kedua menyusul.
Ja mata nee~
Tidak ada komentar: